TUGAS
MANAGEMENT
KELAS di SD
Tentang
Prinsip-Prinsip
Disiplin Kelas

Disusun
Oleh
Eis
Hartini ( 1620216 )
PGSD
7.6
Dosen
Pengampu :
Yessi
Rifmasari, M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP
ADZKIA
PADANG
2019
Prinsip-Prinsip
Disiplin Kelas
A.
Sumber Pelanggaran Disiplin Kelas
Terdapat beberapa faktor atau sumber yang dapat
menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang dapat mengganggu terpeliharanya
disiplin kelas. Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
kategori umum yaitu masalah-masalah yang ditimbulkan guru, siswa, dan
lingkungan (Hollingsworth, Hoover, 1991 : 69-71).
a.
Masalah-masalah
yang ditimbulkan guru
Pribadi guru sangat mempengaruhi terciptakan suasana
disiplin kelas yang efektif. Guru yang membiarkan peserta didik berbuat salah,
tidak suka kepada peserta didik, lebih mementingkan mata pelajaran daripada
peserta didiknya, kurang menghargai peserta didik, kurang senang, kurang rasa
humor akan mengalami banyak gangguan dalam kelas.
a)
Anak
yang suka “membadut” atau berbuat aneh yang semata-mata untuk menarik perhatian
di kelas
b)
Anak
dari keluarga yang kurang harmonis atau kurang perhatian dari orang tuanya;
c)
Anak
yang sakit
d)
Anak
yang tidak punya tempat untuk mengerjakan pekerjaan sekolah di rumah;
e)
Anak
yang kurang tidur (karena melek mata sepanjang malam)
f)
Anak
yang malas membaca atau tidak mengerjakan tugas-tugas sekolah
g)
Anak
yang pasif atau potensi rendah yang datang ke sekolah sekedarnya
h)
Anak
yang memiliki rasa bermusuhan atau menentang kepada semua peraturan;
i)
Anak
memiliki rasa pesimis atau putus asa terhadap semua keadaan;
j)
Anak
yang berkeinginan berbuat segalanya dikuasai secara “sempurna”.
b.
Masalah
yang ditimbulkan dari siswa
Sedangkan
gangguan disiplin yang datang dari kelompok peserta didik dapat berupa ketidakpuasan
dengan pekerjaan kelas; hubungan interpersonal lemah; gangguan suasana
kelompok; pengorganisasian kelompok lemah; emosi kelas dan perubahan mendadak
(Ornstein, 1990 : 71).
a)
Ketidakpuasan
dengan pekerjaan kelas
Ketidakpuasan ini dapat disebabkan oleh tugas
yang terlalu mudah atau terlalu sulit; beban terlalu ringan atau terlalu berat;
penugasan cenderung kurang terbuka karena mereka tidak siap; latihan
pembelajaran bersifat verbal kurang menekankan pada keterampilan dan manipulasi
aktivitas; penugasan kurang terjadwal tidak sistematis atau membingungkan
b)
Hubungan
interpersonal lemah
Hubungan interpersonal lemah dapat
disebabkan pengelompokkan didasarkan pertemanan atau klik; peran kelompok
sangat lemah.
c)
Gangguan
suasana kelompok
Gangguan suasana kelompok
disebabkan oleh suasana tercekam; kompetitif yang berkelebihan; sangat
eksklusif (kelompok menolak individu yang tidak siap).
d)
Pengorganisasian
kelompok lemah
Pengorganisasian kelompok lemah
ditandai oleh tekanan otokrasi yang berlebihan atau lemahnya supervisi dan
pengawasan; standar perilaku terlalu tinggi atau rendah; kelompok diorganisir
terlalu ketat (banyak aturan) atau terstruktur; pengorganisasian kurang
memperhatikan unsur perkembangan usia, latar belakang sosial, kebutuhan, atau kemampuan
anggota kelompok.
e)
Emosi
kelompok dan perubahan mendadak
Emosi kelompok dan perubahan
mendadak dapat diakibatkan karena kelompok memiliki watak temperamen
kekhawatiran tinggi; kejadian depresi yang mendadak; ketakutan atau kegemparan;
kelompok dihinggapi rasa bosan, kurang berminat atau emosionalnya lemah.
c.
Masalah
yang ditimbulkan lingkungan
Langsung atau tidak langsung lingkungan, situasi, atau
kondisi yang mengelilingi peserta didik merupakan masalah yang potensial
menimbulkan terjadinya gangguan disiplin kelas. Lingkungan, situasi, atau
kondisi tersebut adalah :
a)
Lingkungan
rumah/keluarga, seperti : kurang perhatian, ketidakteraturan, pertengkaran,
ketidak harmonisan, kecemburuan, masa bodoh, tekanan, sibuk urusannya
masing-masing
b)
Lingkungan
atau situasi tempat tinggal, seperti : lingkungan kriminal, lingkungan bising,
lingkungan minuman keras.
c)
Lingkungan
sekolah, seperti : kelemahan guru, kelemahan kurikulum, kelemahan manajemen
kelas, ketidaktertiban, kekurangan fasilitas
d)
Situasi
sekolah, seperti : hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah (akan libur
atau sesudah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal yang
kaku/jadwal aktivitas sekolah yang kurang cermat, bau makanan dari cafetaria,
suasana gaduh dari praktik pelajaran musik/bengkel ruang sebelah.
Pada kenyataannya sebab-sebab pelanggaran disiplin
kelas itu sangat unik, bersifat sangat pribadi, kompleks, dan kadang-kadang
mempunyai latar belakang yang mendalam lain daripada sebab-sebab yang nampak.
Walaupun demikian, memang ada juga yang sebab-sebabnya bersifat umum, misalnya
:
1)
Kebosanan
dalam kelas merupakan sumber pelanggaran disiplin. Mereka tidak tahu lagi apa
yang harus mereka kerjakan karena yang dikerjakan itu ke itu saja. Oleh karena
itu, harus diusahakan agar siswa tetap sibuk dengan kegiatan yang bervariasi
sesuai dengan taraf perkembangannya.
2)
Perasaan
kecewa dan tertekan karena siswa dituntut untuk bertingkah laku yang kurang
wajar sebagai anak remaja
3)
Tidak
terpenuhinya kebutuhan akan perhatian, pengenalan atau keberadaan pribadi
siswa/status.
Menurut Arikunto (1990:137) macam-macam disiplin
ditunjukkan dengan
tiga perilaku yaitu:
tiga perilaku yaitu:
a.
Perilaku
kedisiplinan di dalam kelas,
b.
Perilaku
kedisiplinan di luar kelas di lingkungan sekolah, dan
c.
Perilaku kedisiplinan di rumah.
B. Peraturan
dan Tata Tertib Kelas
Disiplin merupakan hal penting yang harus ditanamkan
pada anak didik di sekolah sedini mungkin. Sekolah adalah tempat utama untuk
melatihkan dan memahami pentingnya disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
peraturan dan tata tertib kelas yang diterapkan setiap hari dan dengan kontrol
yang terus menerus maka siswa akan terbiasa berdisiplin.
Kelas harus mempunyai peraturan dan tata tertib.
Peraturan dan tata tertib kelas ini harus dijelaskan dan dicontohkan kepada
siswa serta dilaksanakan secara terus menerus. Peraturan dan tata tertib
merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada siswa.
Peraturan menunjuk pada patokan atau standar yang
sifatnya umum yang harus dipenuhi oleh siswa. Misal : siswa harus mendengarkan
dengan baik apa yang sedang dikatakan atau diperintahkan oleh guru; menulis
jawaban pertanyaan guru jika guru telah memerintahkannya; memberi jawaban jika
guru telah menunjuknya.
Tata tertib menunjuk pada patokan atau standar untuk
aktivitas khusus. Misal : penggunaan pakaian seragam; mengikuti upacara
bendera; peminjaman buku perpustakaan (Suharsimi Arikunto, 1993:122-123).
Peraturan dan tata tertib kelas untuk sekolah dasar
seperti yang tercantum dalam Petunjuk Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar
(Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:79-81) antara lain harus memuat hal-hal
berikut ini:
1.
Masuk
sekolah
1)
Siswa
harus datang ke sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.
2)
Menaruh
tas dan alat tulis lainnya di laci meja masing-masing kemudian keluar kelas.
3)
Siswa
yang mendapat tugas jaga/piket harus hadir lebih awal
4)
Siswa
yang sering terlambat harus diberi teguran
5)
Siswa
yang tidak masuk karena alasan tertentu harus memberi tahu sebelum atau
sesudahnya secara lisan atau tulisan.
6)
Guru
tidak boleh terlambat atau absen tanpa ijin.
2.
Masuk
kelas
1)
Siswa
segera berbaris di depan kelas ketika bel berbunyi.
2)
Ketua
kelas menyiapkan barisan
3)
Siswa
masuk kelas satu persatu dengan tertib dan duduk di tempatnya masing-masing.
4)
Guru
memeriksa kerapian, kebersihan, dan kesehatan siswa satu persatu; kebersihan
kuku, kerapian rambut, kerapian dan kebersihan baju dan sebagainya.
3.
Di
dalam kelas
1)
Berdo’a
bersama dipimpin oleh salah seorang siswa.
2)
Memberi
salam kepada guru dan pelajaran dimulai.
3)
Guru
menuliskan siswa yang tidak masuk di papan absen serta alasan/keterangan
mengapa tidak masuk.
4)
Pada
saat pelajaran berlangsung siswa harus tetap tertib, tidak boleh ribut, bercanda
atau melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran.
5)
Siswa
tidak boleh meninggalkan kelas tanpa ijin atau alasan tertentu.
6)
Guru
juga tidak diperkenankan meninggalkan kelas ketika pelajaran berlangsung
walaupun ada siswa sedang mengerjakan tugas di luar kelas.
4.
Waktu
istirahat
1)
Pada
saat bel istirahat berbunyi siswa keluar kelas dengan tertib
2)
Guru
keluar kelas setelah semua siswa keluar.
3)
Siswa
tidak boleh berada di kelas ketika istirahat.
4)
Selama
istirahat siswa tidak diperkenankan meninggalkan sekolah tanpa ijin
5)
Pada
saat bel masuk lagi berbunyi (setelah istirahat) siswa masuk kelas dengan
tertib dan duduk dengan tenang di tempat masing-masing.
6)
Sebaiknya
guru sudah berada di kelas lebih dahulu menjelang bel masuk berbunyi.
5.
Waktu
pulang
1)
Ketika
bel pulang berbunyi, pelajaran berakhir, ditutup dengan doa dan salam kepada
guru.
2)
Guru
memberikan nasehat-nasehat, mengingatkan tentang tugas-tugas, pekerjaan rumah
dan sebagainya.
3)
Siswa
keluar kelas dengan tertib.
Sangat bagus
BalasHapusterimakasih kak
HapusSangt bermanfat
BalasHapusterimakasih kak
HapusNice
BalasHapusterimakasih kak
HapusSangat bermanfaat sekali
BalasHapusterimakasih kak
Hapusthanks kak materinya
BalasHapusterimakasih kak
HapusTerimakasih materinya kak
BalasHapusterimakasih kak
Hapussejauh ini sangat banyak sekali masalah2 yang terjadi di dalam kelas, untuk itu kita harus memikirkan strategi seperti apa yang harus kita lakukan di dalam mendisiplinkan sebuah kelas, dengan belajar prinsip2 disiplin kelas ini setidaknya kita tahu masalah seperti apa yang akan kita hadapi nantinya di lapangan,semoga sukses untuk kita semua
BalasHapusBagus karya tulisnya
BalasHapusterimakasih kak
HapusBagus kk
BalasHapusterimakasih kak
HapusTrimakasih artikel ini sangat membantu saya
BalasHapusTerimakasih kak
HapusMantap
BalasHapusterimakasih kak
Hapus